Kamis, 07 November 2013

Mungkin


          Mungkin ini sejarahku. Mengais dikala awan tersenyum. Tapi aku yakin awan berkaca-kaca. Meninggalkan setengah nyawa bersama jejak yang tinggal jejak nantinya. Bercerita hanya melalui judul dan nama, lalu berbagi air mata yang abadi. Awan mengais isi hatiku, tanpa seorang pujangga yang meninggikannya. Dan tanpa penerang jalan yang berteriak dikegelapan.
          Ini pantas disebut rahasiaku, hanya aku yang bersua derita dan pantas menutup keangkuhan yang berjalan mengitari kepala atasku. Ini sebenarnya aku, yang meretas mimpi demi seekor kunang-kunang malang. Mungkin ini detik terakhirku, meniru awan memasuki pintu gerbang yang berbalut kabut.
          Sudah-sudah, aku minta maaf. Karena aku bukan sebuah pintu yang bisa mengantarkan awan sampai pada langit. Maaf ya,,,

0 komentar: