Maaf baru
sekali aku membaca surat senyum simpul yang melihat kearahku. Sebelum
meninggalkan secerah dinding-dinding batu yang mengusung bayangan
lilin dari ujungnya. Sementara senyummu yang tersimpan disurat itu
masih takkan hilang, yang aku bercermin pada pantulan bohlam yang
menari di langit-langit hujan.
Jika
senyum itu kau kirim lagi. Pelangi meluruh sebelum fajar menyingsing,
sehingga aku takkan sesak.
0 komentar:
Posting Komentar