Jumat, 13 September 2013

Makam Penjual Es

Lukiskanlah keabadian dimatamu...
Yang menyuruhmu, berhenti disini...
Merusak tajuk peluhmu...
Dikala itu, kau katakan...

"Es..., es..., es..., es...,"

Berteriak disudut-sudut penantian...
Meninting beban kau sematkan...
Namun cinta kasih, anak bungsumu...
Tergeletak lemah menahan sakit...
Lalukau pulang, tersenyum...

"Sabar ya nak..."

Belum lelah sebelumnya begitu...
Hingga kau dapat pasti, anak bungsumu...
Namun Tuhan sedang mempermainkanmu...
Giliranmu yang membisu...
Diam, tenang dalam nadimu...
Dan ketika...
 Anakmu selamat, kau kiamat...

0 komentar: