Aku hanya
menggigit ujung dari panjangnya kisah ini. Sementara waktu mencicipi
setiap detiknya hingga aku tak kebangian manisnya. Yang hanya ada
tertinggal sepah di ujung ini. Apakah aku terkasihani ? Aku tak butuh
dalam setiap gigitanku terselipkan sepotong kemanisan yang sama saja
pada akhirnya. Sehingga mereka puas menertawakanku dan berjingkrak
didepanku.
Entah
berat menutup pintu yang terbuka karena berbohong. Dengan ini mataku
menutup adegan yang membuatku terbuang bersama tigaribu duaratus
duapuluh enam debu lainnya pada sudut kamarku. Dan pada saat ini
cepat melanda batas kesempurnaan pahitnya hidupku. Seperti tiap-tiap
yang kugigit saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar