Akhir
Peduli apa yang kau
tanamkan pada seuntai kalimat yang memanja keluar ? Tanpa balas
bertepuk di keringatku, yang hanya ingin terutara untaian itu. Aku
tahu surat kecil yang bernamakan aku hanya jadi pijakan lantai
halaman rumahmu. Atau hanya jadi penghias di tempat pembuangan.
Dengan sengaja kau bermain badik di depanku hingga membelai halus
kedua kakiku dan menampar kasar lututku sehingga aku berlutut didepan
kepiawaianmu memanjakan badik itu. Jika tak ada balas yang menepuk
bahuku, mungkin akhir dari 189.216.000 butir debu yang kuhitung
adalah ini. Atau disana kau berbagi rahasia dengan kucing rumahan ?
Tapi apa pedulimu ? Takkan ada ! Untuk anjing liar sepertiku.