Seberkas cahaya yang masih mengapung pada langit. Lalu
segerombolan gula-gula kapas yang merapatkan celah. Sehingga tak bisa kulihat
apa yang di buatnya. Dan kini aku melihat darah langit menyebar di setiap
sudut, merah saga melekat di setiap incinya. Ini adalah pembunuhan. Maghrib
yang membunuh langit.
Senin, 02 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar