Mereka mempermainkan potret itu. Membuat aku menendang hatiku. Sehingga mereka memperebutkan potret itu “Krek...”, kulihat potret itu terobek dari jasadnya. Lalu aku membunuh mereka satu persatu, sehingga mereka diam oleh kalam. Potret itu yang membuatku menangis.