Utusan yang hilang
Pada
rangkulan malam yang dingin, aku diajak memainkan kata-kata. Caranya
sama, beda bentuknya saja. Aku mungkin meluapkan sedikit nada pelan.
Lalu pergi dengan cepat dan dia tak ada lagi. Tapi, itu hanya rencana
ompong sesaat. Setelahnya aku kempis perlahan hingga habis. Ketika
aku bersamanya, aku berkembang dan sesaat kemudian utusan itu hilang
tanpa aku berucap.