Selasa, 01 November 2016

- 04.20 (Sebab rindu ialah perjuadianmu dengan waktu) –

Di senin pagi ;
Aku bercerita kepada sunyi,
Yang berdiam sendiri dan sembunyi.
Kepada aku yang bersembunyisendiri
dalam diam yang sunyi.
Menunggu kertas yang hujan,
dan hujan yang kertas
Mencari bayang mungil yang tak terpetik
didalam mataku yang celik.

Tubuhmu yang kian dingin
tak putus mengalir ke pucuk-pucuk jari
tempat aku menuntaskan semangkuk rindu,
pada perahu yang kau gambar dengan air matamu.

Musti aku menggambarkannya berulang kali
meski dengan rindu yang kau berkati
Sebelum kau pulang dengan sepatu bututmu.
Dan ada semangkuk welingan untukku.
Bahwa didalam mangkuk itu ada seseorang
yang sering dicekam rindu. Yang selalu
meluangkan waktu untuk dicekam rindu.

Aku sering menulismu pada sajak 4 kwatrin sore
tempat kau menyuguhkan secangkir rindumu
yang lugu dan masih polos-polosnya bermain-main
diatas bibir cangkir memanggil bibirku yang panas namun menggigil.
Kau berceritera kepadaku, namun aku tidak bersembunyi
karena diam yang sunyi sudah pulang kerumah, ibunya tadi
memanggil lantaran ia belum mandi, sikat gigi dan cuci kaki.
Ternyata dia lebih polos dari rindumu itu.

Bibirmu yang biku kembali menyusun kata-kata.
Kau berkata ;
Rindu ialah perjudian antara kau dan waktu,
namun kau selalu kalah karena waktumu terlalu
banyak untuk dikatakan waktu. Sehingga setiap pagi dan
malam, adayang mengetuk pintu waktumu
menagih sejenak untuk kau merindu.
Sebegitu getir bukan? Katamu.
Aku berkilah, bahwa nasibku lebih getir
untuk dikatakan getir.

Apa yang tersisa dari rindumu?
Air mata
Ternyata kau menimang air matamu pada
cangkir yang tersuguh di depan mataku.

Entah bagaimana caranya rindumu berhasil
membuat bibirku ingin mencumbunya
ku kecup lembut bibir cangkirmu
padanya, aku merupa noktah agar aku tahu
seberapa hitam kesedihanmu.
Dan rasa itu kini mulai menggenapi
Pikiranku berulang kali
Yang aku tahu ;
Bahwa begitu getir air matamu
segetir rindumu yang tidak bisa
kusamakan dengan getir pada nasibku.


(Jatinangor, 2016)









0 komentar: